Thaha al-Hamid Bertemu Anies Baswedan

Tanggal 14 Februari 2024 telah ditetapkan sebagai jadwal pilpres. Bangsa ini berharap pada hari itu menjadi momentum istimewa untuk melahirkan pemimpin sesuai ekspektasi rakyat. 

Ada tiga kandidat yang sekarang muncul yaitu Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Inilah berita yang muncul pekan ini. 

Saya hanya ingin mengingat kembali kenangan saya bersama Thaha al-Hamid, yang baru-baru ini bertemu Gubernur DKI Anies Baswedan. Tidak perlu kita tahu apa yang sedang diperbincangiannya. Yang jelas Thaha sepertinya terus muncul ke permukaan dan sangat memahami perkembangan politik yang sedang terjadi di Indonesia.
Hanya Mengulang Kenangan Bersama Thaha
Tanggal 1 Januari 2020 merupakan awal tahun yang membahagiakan, sekaligus memprihatinkan buat saya. 

Di tengah suasana banjir kota Jakarta, saya hari itu melangkahkan kaki ke Mess Pemda Halmahera, Cempaka Putih Tengah, Jakarta. Prihatin, di samping melihat Jakarta yang dilanda banjir, juga untuk menuju Mess Pemda Kabupaten Halmahera, saya terpaksa menyingsingkan kaki celana panjang saya sebatas lutut. 

Ojek yang saya kendarai dari Pasar Senen tidak berani melewati banjir, takut mogok. Akhirnya,  saya sampai juga di tempat tujuan dan langsung menuju pembaringan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jayapura, Yul Chaidir yang sudah sakit sebulan lebih (Innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Akhirnya beberapa hari kemudian, ia meninggal dunia). 

Sebelumnya, sewaktu sakit itu, saya terdiam lama ketika Yul memegang tangan saya erat, erat. Menandakan persahabatan yang tidak pernah putus sejak menjadi anggota HMI Cabang Jayapura di Papua. 

Ketika menjenguk sahabat yang sedang sakit, ada rasa gembira di hati saya. Yaitu untuk pertama kalinya sejak meninggalkan Papua, tahun 1980, setelah 40 tahun bertemu lagi dengan Thaha Al-Hamid. 

Thaha Pernah Menulis Catatan Kepada Saya yang Berbunyi : 

" Subuh ini saya merasa terhibur membaca email nostalgia dari Bang Dasman. Hahaha.

Bagian pertama, ia masih ingat betul bilangan tahun saat jadi ‘pejabat’ Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Jayapura. Hormat Pak Ketua Lembaga Hukum Mahasiswa Islam (LHMI) HMI Cabang Jayapura. 

Satu hal yang Bang Dasman tidak boleh lupa, di periode Anda inilah LHMI menandatangani sebuah kerjasama dua tahun dengan Dewan Mahasiswa Sekolah Tinggi Teologia Kristen Indonesia (STT GKI). Sejumlah diskusi dan bakti sosial digagas. Sampai kemudian dihentikan oleh Pangdam XVII Cenderawasih, Brigjend C.I. Santoso, lantaran teman akan menggelar kajian bertema: "Komunis di Indonesia." 

Buah dari kerjasama HMI – STT GKI inilah yang terus memberi inspirasi bagi kerjasama serupa saat ini. Ini pula yang membuat kawan” Pendeta GKI, Baptis dan Kingmi begitu getol mendukung Muktamar I Majelis Muslim Papua." Sebuah gagasan kerjasama lintas agama, telah diletakan pada semangat anak muda, waktu itu. 

Satu hal yang kami ingin Bang Dasman serta kawan” lainnya mau bantu kasih dukungan, pikiran adalah kenyataan bahwa biarpun di kampung” adat orang Papua yang muslim ini ada Masjid/langgar, tetapi disetiap Jumat atau Ramadhan misalnya nyaris tidak ada Shalat Jumat lantaran tidak ada Imam. Atau terpaksa mereka harus cari dan gunakan Imam seadanya. 

Itu sebabnya, MMP merancang pembukaan Sekolah Imam di Tanah Papua. Semacam seminari Islam. Satu program pendidikan 5 tahunan (SMA-Dipl 2) yang sengaja diabdikan untuk mencetak Imam-Imam yang diambil dari komunitas muslim dari setiap kantong pemukiman dan kelak harus kembali hidup bersama realita sosialnya. 

Imam dalam orientasi pendidikan ini, tidak terbatas memimpin shalat, urus jenazah saja, tetapi Imam dalam cakupan luas. Termasuk, pengembangan ekonomi, budaya, lingkungan sampai pada pembelaan HAM dan Hak” dasar… Kira” inilah catatan kecil menyambut tulisan nostalgia dari Pak Dasman. 

Saya ingat betul, waktu itu saya jadi Sekretarisnya dan sering kena marah. Pace Dasman ini jugalah yang ajari saya mengetik (pake mesin tik tua), konsep surat” HMI dan lain-lain. Itu sangat menolong, terutama sejak tahun 2000 terpilih menjadi Sekretaris Jenderal Dewan Papua. Thanks…."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SUWIRJO PANTAS MENJADI PAHLAWAN NASIONAL 2023

PARA WARTAWAN YANG SAYA KENAL